1 Apr 2018

Di Cina, Pelajar Indonesia Dapat Pelajaran Ideologi Komunis?

1 April 2018 ngeliat repost article media kabar fanatik dari temen ke-trigger urusan beginian, entah judulnya "trigger" atau emang sepantasnya diluruskan karena narasumbernya adalah seorang rektor yang harusnya otaknya berisi. Harusnya.

"Artinya apa, artinya siswa yang berasal dari Indonesia pun itu juga pasti mendapatkan pelajaran yang terkait ideologi komunis," Sofyan

Sumber:
http://republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/18/04/01/p6h8j0396-di-cina-pelajar-indonesia-dapat-pelajaran-ideologi-komunis


Hai Sofyan, ini buktinya ya,

Matkul Sarjana Siswa International Engineering


Untuk Sarjana, pelajaran-pelajaran seperti Ideologi Komunis dan Marxisme ditiadakan, bahkan ospek yang harusnya ospek militer, diubah untuk mahasiswa international. 

Sedangkan Master juga harusnya ada pelajaran Ideologi tersebut, tapi untuk siswa international gak perlu diambil dan juga gak masuk SKS. 

Matkul Master Siswa International Computer Science


Jelas ya? Gak ngerti cara bacanya? Siapa suruh gak belajar mandarin. To conclude, yang dikutip di article itu tidak benar dan tidak sesuai faktanya.

Jadi, saat generasi kami lulus nanti dengan skill faculties dan 3 bahasa, kami akan ingat Ibu Pertiwi dimanapun, karena walaupun muka kami muka Cina, Jawa, Batak, Papua, kulit sawo, hitam, berkerudung, berosario, bertato, kami tetap orang Indonesia dan walaupun kami sekolah di negara orang, kerja di perusahaan asing, cinta kami terhadap Ibu Pertiwi bukan berarti kurang dari Anda yang membusuk di Solo. Ketika kami orang-orang yang sekarang Anda serang nantinya berkarya di tanah air, Sofyan akan dilupakan six feet under karena yang Sofyan tinggalkan hanya kalimat yang berasumsi dan memprovokasi dengan kebencian, dan akan dibayar di akhir hayat.

Dear youths of Indonesia, mau lanjutin pendidikan dan BEASISWA ke Cina? Belajar hidup mandiri, belajar bahasa terbesar di dunia dan gak nyusahin orang tua. Ini link persyaratan tahun lalu. Buktiin sendiri kalau di negara Tiongkok mahasiswa Indonesia gak dijejelin ideologi komunis.

Goodbye Sofyan-Sofyan di luar sana, selamat bekerja dan bersaing dengan pemuda-pemuda Indonesia yang pulang ke tanah air.









22 Jan 2018

Muka Mirip Karya Seni: Cara menggunakan aplikasi Google Arts & Culture

"is your portrait in a museum?"

Sebelumnya, ga semua negara bisa pakai fitur ini di aplikasi Google Arts & Culture. Karena masih tahap beta, fitur ini baru dibuka di beberapa kota di US. Jadi pertama-tama,

1. Install VPN

Install VPN yang bisa pakai di negara US. Saya sendiri pakai Turbo VPN karena available server nya di San Francisco (fitur app terbuka di kota ini).

2. Install Google Arts and Culture

Sudah connect keVPN, install Arts & Culture .

3. Scroll sampai ada tulisan "Search with your selfie". Get started.





Hasil-hasilnya belum tentu mirip 100%, tapi tepuk tangan untuk yang kerja di Arts & Culture, computer vision department karena untuk tahap beta ini udah ngetrend banget walaupun butuh banyak improvement. Hasil-hasilnya either mirip banget, gak mirip sama sekali, sampai beda makhluk;



Tujuan Google Arts & Culture app ini ga cuma sebagai alat pemuas narsisme millennial, tujuannya buat manusia belajar karya seni. Kalau kita ketemu karakter yang bener-bener mirip toh otomatis kita juga penasaran siapa dibalik painting tersebut. 

Dilengkapi juga museum-museum yang ada di daerah kita di fitur Nearby dan Explore untuk news terbaru seputar karya-seni dan sejarah lukisan-lukisan dan pelukis-pelukis super terkenal (van Gogh, Picasso, Frida Kahlo, etc.).



19 Jan 2018

Chinese Government Scholarship 2018 Master & PhD Program is Now Open! (CLOSED)

CSC (Chinese Government Scholarship) - university is now open y'all! Sebenernya udah dari 12 Januari kemaren, tapi baru bisa tulis sekarang. Karena ini CSC university, jadi yang akan menyeleksi adalah pihak CSC dan universitas. Persyaratan tiap universitas similar tapi berbeda, ada yang minta minimum TOEFL/IELTS, ada yang tidak, ada yang minta lampirkan acceptance letter, ada yang tidak. Jadi yang saya jelaskan disini hanya yang pernah saya alami di kampus saya diterima, Dalian University of Technology. 

Sebelum masuk ke persyaratan, pilih dulu bidang studi yang Anda ingin, apa ada di kampus tersebut atau tidak. Berikut program studi yang tersedia di DUT, Download. Lalu, mohon dibaca juga konsekuensi dan tanggung jawab sebelum mendaftar CSC, Baca

Persyaratan:

Sebenernya persyaratan tiap tahun hampir sama - Persyaratan 2018 dan Persyaratan 2017. Sebenernya udah ada semua di website tsb, tapi gapapalah dijabarin lagi biar lebih gampang. Supaya mempermudah, DUT memberi checklist dokumen apa saja yang diperlukan untuk Master (Download) dan Doktor (Download), bisa di download sesuai kebutuhan.


1. Acceptance Letter (Faculty of Chemical, Environmental & Biological Science & Technology)

Bagi yang ingin belajar di luar DUT atau fakultas-fakultas di atas, skip aja. 
Masing-masing student punya supervisor research (dosen pembimbing). Pilih dosen pembimbing yang research area nya yang ingin Anda tekunin. Untuk mendapatkan acceptance letter ini, harus contact ke supervisor masing-masing. Perkenalkan diri Anda, research-research sebelumnya (kalau ada) dan research area yang ingin Anda tekunin. Acceptance letter tersebut bisa diprint dan dilampirkan untuk dikirim ke universitas. 

Saya sendiri tidak pernah dapat acceptance letter, walaupun sudah email ke beberapa dosen. Tapi memang di fakultas Saya tidak mewajibkan acceptance letter.

Daftar supervisor dan contoh acceptance letter: Download.

2. Ijasah Legalisir

Yang sudah bekerja, dapat melampirkan ijasah dan surat employment. Dokumen harus dalam bahasa cina atau inggris yang diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah. Bagian ini agak nyusahin. Setelah dilegalisir, scan.

3. Transkrip Legalisir

Transkrip nilai harus berbahasa Cina atau Inggris yang diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah. Scan dokumen yang sudah dilegalisir.

4. Study Plan

Ini yang paling rumit. Untuk mendapatkan beasiswa, universitas pengen tau apa yang Anda ingin pelajari selama di kampus. Yang belum pernah buat study plan, isinya beda-beda-mirip sama research proposal:

  • Introduction
  • Objective
  • Timeline research

Dan biasanya mencangkup pertanyaan-pertanyaan seperti,

  • Dari department yang luas, main focus di field apa?
  • Kenapa memilih field dan topik tersebut?
  • Apa yang bisa diimprove oleh research yang mau Anda buat untuk Anda / environment Anda / negara asal Anda?

Study plan harus dalam Bahasa Cina atau Inggris dan minimal 800 kata. Jangan lupa kasih nama trus convert ke pdf.

5. Dua Surat Rekomendasi 

dari Prefessor atau Associate Professor dari kampus asal S1 (yang mau master) atau S2 (yang mau doktor), jangan lupa discan.

6. Foreigner Physical Examination Form and Blood Test Report

Form ini wajib diisi oleh laboratorium atau rumah sakit. Ga perlu di RS atau lab yang mahal, karena kalau diterima, nanti di Cina akan diperiksa ulang oleh dokter disini. Harus ditandatangan dokter di bagian tanda tangan dan cap di atas foto. 
Download. Discan juga. 

7. Fotokopi dan Scan Passport

Sekali aja cukup. Scan passport di halaman foto.


8. Sertifikat HSK

HSK adalah tes kemampuan berbahasa cina, tapi bagi yang tidak punya dan mendaftar program dalam Bahasa Inggris ga perlu. 


9. 6 foto (3cm * 4cm)


10. Dokumen pendukung

Kalau ada hasil TOEFL / IELTS. Ga mesti TOEFL iBT, mereka nerima yang paper-based.  Atau kalau pernah ikut research conference atau yang berhubungan dengan bidang research dan pendidikan, fotokopi dan lampirin aja.

11. Isi online form

Ada dua website yang harus diisi,

Universitas (DUT) website: http://iso.dlut.edu.cn/member/login.do dan website CSC. Kalau nama Anda tidak ada di DUT website, otomatis tidak akan diterima.

Untuk daftar di website CSC direkomendasikan untuk membuka website ini di Mozilla Firefox atau IE 11.0 atau Microsoft Edge.





  • Baca ketentuannya (penting) lalu klik Next,
  • Login page


  • Bagi yang gak ngerti bahasanya, gak usah panik, di kanan atas halaman ada pengaturan bahasa,



  • Click "Create Account", button merah di kanan atas,

  • Isi registration form seperti biasa



  • Login dengan credential sesuai registrasi

  • Masuk tab "Application online"

  • Program Application Category and Agency Information
Bagi yang mau mendaftar di Dalian University of Technology,

Category: B
No agency: 10141



Bagi yang ingin mendaftar di kampus lain, masukan no agency kampus tersebut. Bisa dilihat di website kampus masing-masing.


  • Personal Information
Isi sesuai passport.

  • Education and Employment History

  • Language Profeciency and Study Plan
Kalau tidak ada sertifikat profesiensi Bahasa Mandarin, pilih Chinese Proficiency: Poor, dan berikutnya yang penting Preferred Teaching Language. Kalau tidak bisa Bahasa Mandarin, tulis "English", disarankan kalau tidak bisa bahasa mandarin ya jangan ambil dengan bahasa pengantar mandarin. Cara tau kalau major yang dituju ada program Bahasa Inggris bisa lihat di http://www.csc.edu.cn/Laihua/programsearchen.aspx .




Isi duration of Major Study kira-kira aja. Durasi berapa tahun bisa diliat di link program search di atas juga.



  • Other Contacts
Kalau ada keluarga atau teman dekat tinggal di kota atau universitas dituju lebih bagus kalau dimasukan ke daftar contact selama di Cina. 

  • Supporting Documents
Upload dokumen-dokumen yang sudah discan.



  • Print 
  • Kumpulin semua dokumen yang ada di checklist, send! *Dokumen gak bisa diemail doang, harus kirim fisik langsung ke universitas tujuan*


Pengiriman:

Udah diprint semua? Sekarang tinggal dikirim. Jasa pengiriman yang Saya andalkan pas pengiriman dokumen waktu itu adalah DHL, karena waktu mepet dan Saya punya trust issue dengan EMS (bener aja, temen kirim paket Rp. 500,000 sampai sebulan kemudian). Tarif DHL Jakarta - Dalian Rp. 600,000. Dokumen sampai ke kampus dalam waktu 3 hari.  JNE Rp. 300,000 dalam seminggu.


Deadline:

Setiap kampus beda-beda, deadline untuk DUT: 9 Maret 2018

Udah. Tinggal berdoa.








12 Sept 2017

Yang Tidak Diberitahu ke Kamu Tentang Beasiswa CSC (Cina)

Orang-orang Indonesia berborongan berebutan beasiswa belajar keluar negeri, tapi apa udah tau peraturan, tanggung jawab, konsekuensi dan reward saat dan setelah mendapat beasiswa? Yang saya akan beberkan adalah beasiswa ke negeri Tiongkok. Sebenernya beasiswa ke Tiongkok macam-macam, ada Chinese government (CSC), Province scholarship, Confucius, dll. Tapi karena pernah ngalamin CSC, jadi mostly ini untuk yang pengejar CSC, tapi ada beberapa yang berlaku secara umum. Berikut yang tidak dikasih tau ke kalian dan (menurut saya) kalian harus tau para pengejar beasiswa ke Cina. 


1. Ada 2 tipe CSC

CSC embassy dan university. CSC embassy dapat memilih up to 3 universitas dengan up to 3 disciplines. Sedangkan CSC university hanya dapat memilih 1 universitas dengan 1 discipline. Ada yang bilang kesempatan mendapatkan CSC jalur university lebih besar daripada embassy. Tapi percaya-ga percaya juga si ini.

Addition: Ada 2 tipe CSC, tapi jalur masuk CSC tidak solemnly hanya apply ke universitas dan embassy. Ada juga yang apply melalui jalur dari universitas sebelumnya atau dari DIKTI. 

2. Universitas Project 211 dan Project 985

Seperti di negara-negara lainnya, ada beberapa universitas yang memang kuat dalam pendidikan dan research. Itulah yang membedakan Project 211 dan Project 985. Universitas-universitas di Project 985 pasti masuk Project 211, tapi tidak sebaliknya. Lebih jelasnya bisa dibaca sendiri dan ini listnya. Hal ini juga akan mempengaruhi graduates yang ingin bekerja di Cina, karena ada beberapa perusahaan yang hanya menerima universitas dari Project 985. 

3. Beberapa kampus tidak membuka program dalam Bahasa Inggris

Pastikan universitas yang dipilih applicant mempunyai discipline yang diajari dalam Bahasa Inggris, kecuali emang lebih nyaman memakai Bahasa Mandarin. Universitas mana aja yang punya kelas dalam Bahasa Inggris bisa dicek di website CSC. Kalaupun memilih dalam Bahasa Mandarin, akan ada course 1 tahun khusus Bahasa Mandarin, berlaku untuk S1, S2 (S3 ga tau).

4. Udah memilih universitas via CSC embassy, belum tentu akan dapat universitas yang dipilih

Beberapa teman (tapi gak banyak) mengalami hal seperti ini. Dari 3 universitas yang dimasukan ke form, malah diassign ke universitas lain di kota lain. Tapi ini not necessarily bad, karena yang saya perhatikan universitas yang dipilihkan malah universitas yang dimana discipline yang dipilih applicant itu bagus.
Belibet, untuk memperjelas: applicant berniat di Ilmu Kelautan, memilih di Universitas Brawijaya, Universitas Indonesia dan Universitas Andalas. Tapi dari ketiga universitas yang dipilih, Ilmu Kelautan tidak begitu bagus, lalu applicant akan dikirim ke Universitas Airlangga yang discipline disitu lebih berkembang. Cuma contoh ya, ga usah bitching tentang Ilmu Kelautan mana yang beneran paling bagus.

5. Udah memilih discipline via CSC embassy / university, belum tentu akan dapat kelas yang berbahasa Inggris

Ini juga beberapa yang kejadian. Di form memilih kelas dalam Bahasa Inggris, kenapa keterimanya in Chinese 😄 . Ini sayapun ga tau kenapa. Yang pasti applicant akan berkembang pesat sangat pengetahuan Bahasa Mandarinnya, tapi bahasa sehari-hari dan bahasa pelajaran emang beda.

6. Basic Chinese is mandatory

Ga tau Bahasa Mandarin ya harus tanggung sendiri konsekuesinya (kayak saya). Makan susah, ngobrol susah, belanja susah. Kampus sebagus apapun, ga semua staff bisa Bahasa Inggris. Supervisor yang diassignpun belum tentu bisa / pede berbahasa inggris. Kalau bisapun belum tentu ngerti dialectnya. 

7. "Keuntungan" bagi siswa yang berbahasa inggris

Sesuai dari pengalaman orang-orang lain, siswa yang berbahasa inggris atau tidak mengerti bahasa mandarin, biasanya tidak disuruh-suruh oleh supervisor. Dari yang saya perhatikan mereka udah malas duluan menggunakan Bahasa Inggris. Jadi beban kerjaan untuk orang lokal bisa lebih banyak dan lebih cerewet untuk pekerjaan akhir. Tapi tidak semua supervisor seperti ini, ada juga yang perfectionist. Makanya untuk Sarjana saya sarankan untuk mengambil kelas dalam Bahasa Mandarin, karena sayang banget ilmunya yang kebuang cuma karna language barrier. Untuk program Master dan PhD kebanyakan professornya sudah PhD dan diluar negeri juga, jadi untuk bahasa mereka juga akan lebih bagus untuk menjelaskan pelajaran dan berkomunikasi.

8. Dormitory foreigner dan lokal dipisah

Salah satu quirks menjadi international student adalah dormitory foreigner biasanya lebih bagus. Biasanya satu kamar berdua, untuk PhD sendiri.

9.  SKS Sarjana lebih dari 144

Akan dibatasi maximum berapa SKS yang bisa diambil, tapi bisa mengambil banyak ekstra pelajaran. Mereka bener-bener gila sih belajarnya.


10. Beberapa universitas akan meminta uang jaminan

Uang tersebut supaya ketika applicant mendapatkan beasiswanya, applicant gak tiba-tiba pindah universitas. Universitas apa aja yang meminta "tanda jadi" harus dicek ke masing-masing universitasnya, lebih baik kalau ada kenalan di universitas tersebut. Biasanya setelah mengirim aplikasi, akan ada email dari universitas mengenai biaya ini. Kalau ga bayar ya artinya ga jadi. Jadi jangan was-was kalau teman-teman yang mendaftar universitas lain mendapatkan email dan beberapa tidak.

11. Dikasih 2500 yuan / bulan untuk Sarjana dan 3000 yuan / bulan untuk Master, tidak termasuk visa dan tiket perjalanan

Tiket perjalanan untuk sampai ke Cina utara biasanya 3 juta-an / trip. Tiket perjalanan untuk Cina selatan pastinya lebih murah. 
Jangan terlalu percaya kalau ada gosip tahun ini akan dinaikan uang sakunya. Dari jaman kapan udah ada omongan itu tapi tetap aja 3000 yuan / bulan. Nominal tersebut udah lebih dari cukup untuk makan dan leisure.

12. Kebanyakan Orang Indonesia di Selatan

Seriously. Mungkin karena di bagian utara itu dingin (dan dekat Korut).

13. Tidak ada requirement harus balik ke Indonesia atau kontrak kerja setelah selesai belajar

Banyak foreigner setelah selesai belajar lalu bekerja di Cina.



Sekarang udah tau konsekuensi-konsekuensinya belajar di Cina. Udah dipertimbangkan dan mau apply? Persyaratan scholarship dan pengalaman teman saya penerima beasiswa CSC Dikti please visit http://aprilliadatty.blogspot.com/2017/11/jawaban-untuk-pertanyaan-terbanyak.html
Happy trying and good luck.


Indonesians Gathering 2017 in Dalian, China












5 Sept 2017

Internet That Works for Foreigners in China

Being a Laowai (term for Foreigner in Chinese) that speaks almost zero Chinese is hard enough to live in a country where most of the people speak almost zero English, and it gets more difficult that the great firewall of china prevent you to ease your life as well! 

These are some of major websites, desktop and mobile applications that do not and do work in China without VPN and their alternatives with English user interface,


Search Engine

All Google services are blocked in China, even the websites and applications that use Google API like Waze, Youtube and Google Playstore are useless. For English speakers it is easier to use Bing. I use Bing all the time. It may not give the exact same result, but what you're looking for may be on the second page.


Email

Gmail does not work in China. However, "Sign in with Google" feature still works, but you can't receive or send emails. Outlook and Yahoo do the job pretty well.



Note

Google Keep users can switch to Evernote. I wouldn't mind. Evernote is an equally powerful app.


Accommodations

Thankfully there aren't much difference for hotel / apartment stay. My personal favourite, Airbnb still works in the mainland China only with different name, Aibiying (爱彼迎).


Map

Until now I still can't find a good map application that works in English. I don't really like Bing Map, and Baidu Map only works in Chinese characters. What I do is translate it to Chinese then paste it to Baidu Map. It's a two time work but at least it minimizes my chance to get lost.


Translator

As I said, anything that is related with google does not work, that includes Google Translate. Baidu translate (http://translate.baidu.com/) has the same function and does the job pretty well. But still lacks in photo scan feature and character draw. Also, open Chinese websites in Chrome browser, because translate page feature still works.


Music app

Spotify works. naff said.


Chat applications

Whatsapp works, Line does not. As you might've heard, Chinese use WeChat and QQ as a chat platform in mobile and desktop. 


e-Payments

It's sort of a surprise for me that most of Chinese shops now use cashless system, even the little food stalls in a small city. People here use Wechat Wallet and Alipay (Zhifubao). To use these you have to have a China bank account, you can add your credit cards (Visa, Mastercard) to the apps but you can't pay with them, so what's the use. Your local internet banking (CIMB clicks) works too if you want to access your bank account in your own countries.


Transport

The Chinese Uber is Didi. But to use it you have to have a registered Chinese number, it is useless if you just arrived to China for the first time and do not have an active Chinese number. And unlike Uber, Didi can only be integrated with WeChat Wallet and Alipay, meaning you can't pay with credit cards.



Have fun in China!








16 Jul 2017

Les Grandes Personnes à Kota Tua, Jakarta

The title was a clickbait, the post is in English.

The Event

On 13 June, puppeteers from France had an open show at Kota Tua, Jakarta. I wonder why they call themselves Les Grandes Personnes.


Ah, c'est pourquoi

The show began at 17.00 sharp and only lasted for less than an hour with only 2 repetitive songs that was still ringing in my brain when I drove home. They began at the yard of ceramic museum then spread around the area attracting tourists.

The crowd


The biggest puppets are the puppets of le grand père and Pelé (I think it's supposed to be Pelé), they have backup puppeteers who exchanged on the corner when no one was looking and other smaller puppets distracted the audience. It took about 5 minutes to re-strap the doll, quite a process.


IFI director, Mns. Marc Piton was there too. He wears suits on every occasion and apparently on this one as well. I don't know if it has that kind of rule in the bureau, but he was sweating.

The Puppets


From behind


That is what it looks like from the back. The puppets are very heavy, you can see the puppeteers were sweating. Quite a workout.


Look how they move the dolls!

Immediately I am curious of the mechanics, the motions and how they bring the props through airports, all that behind the scene stuff.



The puppets were made in France, but there are other workshops, like in Africa: Boromo, Mozambic, South Africa and in Chilli and it has toured all over the world. It's very nice for them to put a preview for free (gratis) to acquaintance people of Jakarta to French big puppets. The doll is kind of reminded me to Ondel-ondel, but bigger with fancier mechanism and actually looks and moves like a person. It'd be cool to have puppets conference and have a week full of theaters and talks from different puppeteers from parts of the world. ça serait intéressant. 







28 May 2017

And on That Bombshell: Basically Top Gear Behind the Scene

"And on that bombshell, we'll see you next week!" said Jeremy Clarkson, or something like that. It took me months to finish the book, And on That Bombshell: Inside the Madness and Genius of Top Gear. Not because of boring content, but I cheated on novels that I faithfully read every day before sleep for graphic novels and a certain Youtube channel. 


A quick nostalgic recap of how I know Top Gear and what the show meant for me. 

In Indonesia we would watch them on BBC Earth on cable, or some people would download them illegally, as Indonesia doesn't have strict policy on piracies, it was very easy. The author mentioned that they didn't know how big exactly Top Gear was because they couldn't know the numbers. It was partly (major) Asia's faults. But, yes, many of us do know Top Gear. First time I took interest was not because I'm a car geek or I love British shows, in fact Top Gear was the first British show I have ever watched and liked, followed by Graham Norton. I watched a section of the show on Youtube where they tried to destroy a Hilux. It was hilarious. The episode came out years before I knew the show, which was 4 years ago, so I was very late. And then I watched the giant cars belonged to someone rich from middle east which made Richard Hammond looked like a flea, and then the limousine challenge, and then the races, I couldn't stop. I started to watch full episodes and caught it again on cable whenever I was home. It entertained my college life which was rather boring, and I haven't gone to UK, so it was a better understanding of British sense of humour, how they deliver their statements, answers and arguments, and closer look to Britain's engineering, how can a non fiction show would become interesting. All with subtitles. It was a form of my escape from Indonesia to England. 


Now the book...

Book Cover

The author of the book is Richard Porter who was a script editor of Top Gear. The book was about the production of Top Gear mostly from baby to teenagers and few of the author's background and some behind the scene photos. It took us to how the author got the job as a Top Gear's writer, the remake of Top Gear, Richard Hammond's crash, Argentina, what happened on the last season and so much more, that people (at least I) were curious about. 


What I like about the book,

The book almost answered all my questions, it describes the process of the show almost in detail, that I genuinely am interested, from the meetings with the presenters, their research team and searched and bought their cars, their grimy office, their relationships with the Beebs and how they said Jaaaag. Furthermore it taught me that nothing comes easy, even a huge show like Top Gear wasn't started out great, that people had left out of doubt. It was very successful because of years of hard work, reckless, creative ideas and the team that supported them. Then, the Argentina ending was meant to be epic, but something that was purposefully to be beautiful was halted with violence which was created by easily provoked angry mobs over some theories on the internet, i mean, where have we heard that before. Plus the friendship between the author and Jeremy Clarkson, how they weren't talking about emotions over tea but somehow managed to reconcile. And then there's the fact that James May is actually a great person off screen and likes curry.

Funny how the author said on the book that Richard Hammond used to attract women audience more but I personally like James May from the start.


Yep.

Overall,

I don't think it is a very famous non-fiction book internationally, I don't know in UK, but if you're a Top Gear fan or curious of the process of making of the show, I would recommend this book. It is a great closure to a great show. I'm saying this as if Top Gear is not on anymore, it still is, but, yknow. yeah.

I personally love this book, the ending was sort of heart warming. I would hope that someday I too will find a job I love so much I would spend 13 years doing with the same flare, with the team I don't mind sharing my 18 hours a day with.