Hi,
Bagi yang umurnya baru 21 tahun, atau yang baru bekerja, biasanya tertarik buat kartu ajaib. Karena kaum freshgrads biasanya belom punya credit card sama sekali, bank biasanya jual mahal, suka nolak-nolakin. Giliran kita udah punya satu aja, ditelpon-telponin, data personal kita jadi kayak kacang. Sharing aja (dikit nyombong) pengalaman writer membuat credit card dari apply sampe dapet.
Bulan November ngelewatin stand sales BCA di mall, abis beli Coco Crunch, saya yang datengin salesnya karena salesnya diem aja di belakang stand. "Bisa buat kartu kredit ya?" saya tanya, dia langsung ngeluarin formnya dan pinjam KTP dan NPWP untuk dia fotokopi. Secara KTP saya lagi proses e-KTP karena masalah blangko-blangko kosong itu, saya cuma ada kertas keterangan sementara. Salesnya bingung, terus saya bilang, passport ada, tapi di rumah. Akhirnya dia kasih emailnya. Sesampainya di rumah, saya scan dan email passport saya dan slip gaji 3 bulan terakhir. Udah seminggu gak ada kabar, karena saya gak sabar, saya coba apply yang lain; Mega.
Bank Mega saya apply lewat website. Mereka baru call setelah 3 minggu saya apply formnya (lebih lama lagi). Di webnya juga butuh upload slip gaji bagi karyawan dan KTP. Nunggu-nunggu Mega dan BCA, saya apply BRI.
BRI juga apply lewat website. Persyaratan BRI minimal gaji lebih rendah, yang lain rata-rata minimal 5 juta, BRI 3 juta / bulan dan gratis biaya admin kartu. Seminggu kemudian, tanpa kabar, hari Sabtu tiba-tiba ada kurir ke rumah buat ngambil fotokopi KTP. Karena gak ada kabar, saya gak siap dokumen tersebut, jadi kurirnya foto aja lewat hp nya dan minta tanda tangan sebagai bukti kalau dia udah ketemu saya sendiri. Dah nih, sepi lagi.
BCA, Bank Mega dan Bank BRI total 2 minggu saya tunggu, marketing BCA telepon, validasi data. Seminggu kemudian BCA telepon lagi, sekarang giliran bagian analyst nya. Karena udah berminggu-minggu, saya lupa-lupa ingat jawaban yang ditulis di form apply waktu di mall. Tipe kartu gonta-ganti setiap BCA nelfon, pertama daftar MasterCard, pas ditanya Visa, kedua kali ditanya, writer jawab Everyday Card. Saya pikir kirim apa ajalah. Emergency contact saya juga ditelfon 2x oleh BCA dengan jenjang waktu 2 minggu.
Pada hari yang sama, sales Mega tiba-tiba ngontact lewat Whatsapp, katanya ada dokumen yang kurang untuk aplikasi. Saya lengkapi aja dokumennya via Whatsapp tersebut, besoknya langsung ada yang nelfon dari Bank Mega. Seperti biasa ditanya alamat, nama Ibu kandung, dll. Giliran ditanya nomer telfon kantor, saya gak bisa jawab. Writer gak hafal, gak nyimpen juga di contact, lagi gak ada akses internet karena hp lagi dipake nelfon. Alhasil writer gak bisa jawab pertanyaan ini. Terus orang itu lanjut lagi pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
Besoknya lagi, dapet SMS dari Bank Mega bahwa application credit card saya 'belum diterima'. Oh well, saya pikir. Beberapa hari kemudian Bank BCA SMS bahwa aplikasi saya diterima, pengiriman kartu kurang lebih 7 hari, (setelah 4 minggu!). Dan BRI masih belum ada kabar haha. Biasa ya BRI emang bukan terkenal di bagian servicenya, atau inovasinya, atau keagresifannya, atau... . Agak aneh karena reputasi Bank Mega untuk membuat kartu kredit lebih gampang kata orang-orang. Sedangkan BCA lebih susah, tapi writer malah dapat BCA. Ada lagi orang yang ditolak BCA, malah diterima BNI, padahal BNI reputasinya pelit approve orang.
Berikut faktor-faktor yang menurut writer dipertimbangkan banget buat orang-orang yang buat credit card pertama kali,
Pertama, persyaratan. Bank biasanya suka dengan pegawai dengan gaji tetap (dan tinggi), jadi siapin slip gaji selama 3 bulan ke belakang. Tapi ada beberapa bank yang gak begitu ketat persyaratannya, mereka cuma minta slip 1 bulan ke belakang. Lebih baik lagi kalau apply credit card di bank tempat kita nabung / payroll.
Kedua, tau bank dan tipe kartu apa yang lo mau apply. Visa / MasterCard? Dan dengan minimal requirement berapa gaji per bulan atau per tahun. Semakin elite kartunya (biasanya bunyinya Platinum), semakin besar income required, semakin besar limit penggunaannya. Btw, gak semua bank nerima first timers. Bank international kayak ANZ, CIMB atau yang limitnya besar biasanya hanya nerima user yang sudah punya kartu kredit at least 6 bulan. Maklum, karena mereka gak mau resiko kita tiba-tiba gak bisa bayar, jadi mereka mau liat kelancaran credit kita lewat credit card yang sudah ada.
Ketiga, emergency contact. Sebenernya gak mesti saudara banget. Rahasia umumnya, 'sepupu' atau 'tante' atau 'om', biasanya bukan siapa yang kita bilang. Sales atau analyst juga sebenernya tau kalau mereka sebenarnya adalah kerabat tidak terikat darah. Kucinya adalah bilang ke temen lo bahwa expect call from unknown number anytime, karena kalau ditelfon dan tidak diangkat, aplikasi kartu lo gagal. Ada yang baik seperti BNI, saya dicall 3x, yang ketiga baru bisa dijawab dengan benar (yang pertama missed, kedua 'halo halo' gak ada suaranya). Minta tolong mereka apalin alamat lengkap dan nama nyokap lo, just in case mereka ditanyain dan bisa jawab. Tapi jangan salah gunain kebaikan mereka, karena saat credit kita macet, mereka juga ditelfonin.
Apa aja yang ditanyain?
Intinya sama kayak yang ditulis di form,
1. Nama - pastiin lo sebut nama yang lo tulis di form, kalau bisa sih jangan disingkat-singkat
2. Alamat - harus lengkap sampe RT/RW dan kode pos
3. Alamat dan nomer telefon kantor - harus lengkap juga, kalau BCA kemaren sampe ditanyain lantai berapa
4. Emergency contact - ingetin alamat temen / sodara
5. Biasanya juga ditanya mau kartu apa. Bilang aja apa yang ditulis di form kemaren-kemaren.
That's all.
Note: Gunain kartu kredit dengan bijak, jangan diabuse. Pas muda baiknya nabung, biar bisa afford Ritz Carlton buat married. Catering aja 60 juta++ njir.